Gara-gara itu jadi pengen throwback ke masa-masa kecil. Karena tema kedua drama dan buku itu sama-sama tentang masa lalu. Kisah cinta, pertemanan, keluarga. Bikin aku juga kepengen inget masa kecil dulu hehe. Penasaran apa aja sih dulu yang aku rasain?
Jujur aku kaget ketika baca ulang blog ini lagi. Penasaran, gimana sih jalan pikirku dulu? Penasaran apa aja sih dulu yang aku rasain? Bisa-bisanya anak SD yang baru masuk SMP nulis kayak gini,mikir kayak gini. Geli-geli takjub gitu rasanya.
Jadi bikin rindu, rindu nulis lagi. Karena sering iri, kalau liat tulisan teman-temanku sekarang yang kebanyakan udah kuliah pemikirannya juga udah macem-macem. Bisa ya mereka gitu, jadi pengen ikut-ikutan mikir kritis macam mereka, lalu dipublish di blog sendiri, atau media lainnya.
Tapi rasanya memang lebih nyaman dan cocok untuk menulis apa adanya diriku. Seperti tahun 2010an. Hahaha nggak nuangka aja di tahun segituan aku cukup berani untuk jujur, menampilkan semuanya di sini. Sebenarnya sekarang juga udah sering ada pikiran atau gagasan yang kayaknya cukup pantas untuk dipublis. Tapi nggak pernah kesampaian untuk mengeluarkannya. Aku sih mikirnya karena aku mager buat ngetik dan posting. Tapi, mungkin juga bukan karena itu.
Mas Riko pernah bilang aku itu bukan mageran tetapi terlalu banyak pertimbangan, jadi segalanya malah nggak jadi(nah lo) Mungkin karena banyak pertimbangan itu blog ku jadi nggak jalan bertahun-tahun, entah takut dibaca, takut diejekin, banyak deh takutnya.
Sebenarnya, aoa sih emang salahnya untuk jujur? Ketika kamu mengungkapkan apa yang kamu rasakan. Orang lain nggak harus mengerti. Kita juga ngak harus mengerti bagaimana penilaian mereka ke kita. Karena ketika kita jujur pada diri kita sememalukan apapun itu, tetap membuat lega hati kan?
Karena itulah diri kita, sendiri.
Aurelia, 22 Juli 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar